Tikam Samurai - 201

Mac Arthur tidak takut pada “Kekuasaan” Pentagon ini. Namun dia merasa bahwa anak buahnya memang bersalah. Karena itu dia menyetujui untuk mendeponir peristiwa itu.
Sebab, adalah kurang enak pula bila harus menyalahkan bawahan sendiri di negri jajahan itu.
Perundingan dengan Yamada, pengacara yang membela si Bungsu segera diadakan.
Yamada menyetujui pendeponiran itu. Baginya juga menyulitkan untuk membebaskan si Bungsu secara murni. Sebab gadis yang ditolong itu tak pernah bersua.
Bagi Yamada bukan masalah popularitasnya bisa membela si Bungsu yang penting. Yang sangat penting baginya adalah membebaskan anak muda itu.
Maka untuk jalan pertama, si Bungsu dipindahkan ke kota Odawara. Sebuah kota kecil di selatan Tokyo. Kota yang terletak di pinggir laut.
Sebulan di sana, ketika persolana itu sudah agak dingin, dia dipindahkan lagi ke Tokyo. Dan suatu hari dimusim panas di bulan Shichigatsu (Juli) dia dibebaskan dari tahanan.
Tubuhnya kelihatan agak gemuk dengan rambut aka gondrong. Meski tahanan dalam kasus pembunuhan, namun Polisi Militer Amerika memperlakukannya dengan hormat sejak awal ditahan.
Dalam sistim peradilan di Amerika, setiap orang tetap belum bersalah sebelum diputus oleh Pengadilan. Maka itulah sebabnya dia tetap dihormati dan diperlakukan dengan baik ditahanan.
Ketika hari pembebasannya tiba, yang menantinya di luar adalah Yamada dan Tokugawa. Dia tegak tertegun melihat kehadiran tokoh Jakuza itu. Dia tak mengerti kenapa Tokugawa bisa hadir di sana. Sebab tak seorangpun yang menceritakan bahwa proses pembebasannya pada awalnya diusahakan oleh Tokugawa.
Hannako dan Kenji yang sesekali sempat menjenguk ke tahanan juga tak menceritakan hal itu. Tokugawa melarang mereka menceritaka hal tersebut.
Tapi ketika pembebasannya, dia tak melihat kehadiran Hanako dan Kenji, serta adik-adiknya. Yamadalah yang pertama datang menyalaminya di pintu tahanan.
“Engkau telah membela harga diri dan kebanggaan bangsa kami…terimakasih banyak Bungsu-san” pengacara terkenal itu bicara dengan terharu sambil menyalami tangan si Bungsu dengan erat.
“Terimakasih atas bantuan tuan….” Katanya. Kemudian dia menoleh pada Tokugawa yang tetap tegak di sisi mobilnya. Mereka saling bertatapan. Sungguh, si Bungsu tak mengetahui arti kehadiran Tokugawa di sana.
Lelaki tua yang gagah itu akhirnya tersenyum lembut. Si Bungsu tetap tegak ketika dia melangkah mendekatinya.
Tokugawa mengulurkan tangan. Si Bungsu menyambutnya. Jabat tangan lelaki tua itu terasa kukuh dan penuh persahabatan.
“Selamat atas kebebasanmu Bungsu-san…”
“Arigato gozaimasu…” jawab si Bungsu.
Matanya mencari-cari kalau-kalau ada Kenji dan Hanako. Tapi kedua orang itu tak kelihatan. Tokugawa mengerti siapa yang dicari si Bungsu.
“Mereka sengaja tak kami beritahu tentang kebebasanmu ini. Sebab pihak tentara Amerika menghendaki agar kebebasanmu tidak begitu tersiar. Secara psikologis kurang mengenakkan bagi tentara Amerika. Tapi mereka tetap sehat wal afiat. Dan saya menjaganya terus, seperti yang pernah saya janjikan padamu…”
“Domo arigato gozaimasu…” jawab si Bungsu terharu.
“Kalian nampaknya sudah saling kenal…” kata pengacara Yamada memutus.
“Ya, kami sudah saling mengenal…” Tokugawa memutus.
“Tuan inilah yang pertama kali mengusahakan pembebasanmu Bungsu….” Yamada menjelaskan. Dan tiba-tiba si Bungsu menjadi sadar akan latar belakang usaha pembebasannya.
Dia menatap Tokugawa. Tapi Tokugawa segera menyilahkan dia masuk ke mobil.
“Mari kita berangkat…” katanya.
Dan di dalam mobil secara selintas menceritakan bahwa dia mengetahui si Bungsu ditangkap Polisi Militer Amerika dari Kenji. Kenji datang ke kantornya dan minta agar Tokugawa membebaskan si Bungsu.
Si Bungsu merasa terharu sekali atas bantuan Kenji dan adik-adiknya.
“Maaf, apakah engkau kami antar ke rumah Hannako? Yamada memutus cerita. si Bungsu tak segera menjawab.
“Apakah mereka tahu bahwa saya sudah bebas?”
“Belum. Pembebasanmu memang lebih awal dari yang direncanakan. Kami juga diberitahu pagi tadi. Makanya tak sempat memberi tahu….”
“Kalau begitu antarkan saya ke salah satu hotel di kota ini. Ada sesuatu yang ingin saya kerjakan terlebih dahulu…’ jawabnya perlahan.
Tokugawa membawa si Bungsu ke Daiichi Hotel yang masih terletak satu jalan dengan markas Jakuza di Nikko Hotel.
Dia menempati kamar utama di lantai satu yang menghadap ke taman yang indah.
Ketika dia sudah berada di kamar, Yamada berkata :
“Bungsu-san, kami tak bisa menyatkan betapa terimakasih kami padamu. Pembebasanmu dari tahanan Amerika tak bisa membalas yang engkau perbuat dalam menolong dua orang gadis bangsa kami. Ini ada sedikit uang, bukan untuk pembalas jasa. Barangkali engkau akan cukup lama di Jepang ini.



@



Tikam Samurai - 201