Tikam Samurai - 393

Di kutip pula oleh The Economist,siaran radio Australia, bahwa belanda menawan 50 prajurit indonesia dalam pertempuran di Laut Aru.siapakah yang melepaskan tembakan? Belanda atau Indonesia? kantor berita ’AFP’ mewartakan
pula dari Holandia. ”Kapal-kapal Belanda mulai menembak ke suatu formasi kapal-kapal perusak Indonesia di perairan teritorial belanda yang sedang bergerak ke arah pantai selatan Irian barat…”
Kemudian kantor Berita ’DPA’ lebih lanjut menyiarkan bahwa di antara tawanan perang yang berada di tangan belanda dalam peristiwa di laut Aru itu, terdapat beberapa jenazah. Satu diantara jenazah itu adalah jenazah Deputy KSAL Yos Sudarso dan nakhoda RI macan tutul wiratno. Mereka di makam kan di Kaimana, di bumi Irian Barat. Berita DPA itu mengutip siaran resmi departemen pertahanan Belanda. Si Bungsu meletakan majalah itu. Fabian dan Tongky berdiam diri. Mereka bertukar pandang.
“Perang telah di mulai…”ujar si Bungsu sambil menatap jauh kelaut. Ke kapal-kapal dagang dari puluhan negara di dunia, yang kini buang jangkar di Teluk Singapura.
Yang mana diantara itu yang merupakan kapal perang Belanda? Tiba-tiba si Bungsu berdiri, berjalan kedepan rumah minum itu. Pada sebuah rak, dia meraih sebuah brosur parawisata Singapura, membawa brosur itu kemeja dimana mereka duduk bersama, membuka dan mengamatinya.
“Dimana kapal selam menurut peta rahasia kemarin?”tanyanya pelan.
Fabian menunjuk sebuah teluk di bahagian selatan pulau itu. Di depan teluk itu ada sebuah pulau kecil. Nampaknya kalau benar kapal selam Belanda itu ada di sana, maka dia tersembunyi dari pandangan orang. Daerah daratan teluk itu memang tak berpenghuni. Teluk di situ, seperti umumnya teluk di sekitar pulau
Singapura, adalah teluk yang lautnya tak terbilang dalam. Namun dengan lindungan pepohonan, terutama pohon-pohon beringin dan bakau yang memang menjadi ciri khas pantai pulau tersebut, dua atau tiga buah kapal selam dengan aman dapat merapat ke pantai. Bersembunyi di bawah naungan dedaunan.
Bagi Singapura nampaknya tak pula ada alasan untuk menolak kehadiran kapal selam itu, Sebab Singapura adalah bahagian dari Malaysia, Negara Persemakmuran Inggeris. Dan mereka punya hubungan baik dengan Belanda. Si Bungsu menatap peta itu. Kemudian menatap ke laut.
‘’Di mana kapal-kapal perang yang disulap seperti kapal dagang itu?’’ tanyanya pelan.
Fabian dan Tongky menatap ke laut. Ke kapal besar kecil yang buang jangkar.
‘’Mereka berada diantara kapal-kapal yang banyak itu, Bungsu..’’ jawab Fabian.
Si Bungsu berdiri. Melipat peta tersebut dan memasukannya ke kantongnya.
‘’Hei, akan kemana?’’ tanya Fabian begitu melihat si Bungsu bergerak.
‘’Ini urusanku, kawan. Ada sedikit pekerjaan yang harus kulakukan’’
‘’Hei sobat, kau tak dapat meninggalkan kami begitu saja. Apapun yang akan kau lakukan, terutama bila bersangkut paut dengan kapal selam dan kapal perang itu, kau tak dapat bekerja sendirian. Tenaga kami kau butuhkan’’ ujar Fabian sambil membayar minuman.
Si Bungsu tak berkata. Dia naik ke mobil, di susul Tongky dan Fabian.
‘’Kau akan menenggelamkan kapal selam itu bukan, kawan?’’ Fabian bertanya sambil menjalankan mobilnya. Si Bungsu menatap kapten itu. Si kapten bekas Baret Hijau tentara Inggeris itu ternyata cepat sekali menebak.
‘’Benar, bukan?’’
‘’Saya tak tahu caranya’’
‘’Makanya ku katakan, kau butuh kami’’
‘’Tapi kalian tak menyenangi politik negaraku yang pro komunis’’
‘’Benar. Soekarno akan membawa negerimu ke kemelaratan yang tak bertepi bila memilih komunis sebagai sahabatnya. Tapi dalam hal meledakan kapal selam Belanda itu, kami tak berniat membantu negaramu. Kami hanya ingin membantumu. Kita telah terikat dengan sumpah persahabatan. Ingat? Kami akan membantumu!’’
Sepi.
Si Bungsu tak tahu harus menjawab bagaimana. Mobil menuju ke suatu daerah di luar kota. Di sebuah perempatan mereka berhenti. Tongky melompat turun, menuju ke sebuah telepon umum. Menelepon beberapa saat. Lau naik kembali ke mobil.
‘’Siapa saja yang dapat kau hubungi?’’ tanya Fabian begitu Tongky duduk di bangku belakang.
‘’Sony, ahli peledak itu..’’ jawab Tongky.
Setengah jam kemudian, mereka sampai ke sebuah rumah yang terletak di tengah rerimbunan pohon. Si Bungsu segera ingat, di rumah ini dahulu mereka merencanakan penyerbuan terhadap kelompok penjual perempuan di kota ini. Tak lama setelah mereka berada di rumah itu datang Sony, bekas sersan Green Barret yang ahli peledak itu. Dengan senyum lebar dia menyalami dan memeluk di si Bungsu.
‘’Hei, akan ada pesta nampaknya..’’ katanya.
‘’Kau punya pengetahuan tentang kapal selam?’’ Fabian memburunya dengan pertanyaan.



@



Tikam Samurai - 393