Si Bungsu tak bisa bicara saking kagetnya.
‘’Mereka akan menyerang Indonesia..’’ akhirnya dia berkata.
‘’Barangkali tidak. Tetapi mereka akan membalas jika presidenmu yang condong ke komunis itu memerintahkan menyerang Irian Barat..’’
Si Bungsu menatap Fabian dan Tongky bergantian.
‘’Kalian mengetahui rahasia ini sejak lama?’’
‘’Tidak. Saya juga baru mengetahuinya.
“Tidak,saya mengetahuinya sejak melihat peta ini. Harus saya akui Bungsu, bahwa saya mencium gerakan tentara Belanda secara diam-diam ingin menyelusup ke berbagai wilayah yang berbatasan dengan negrimu. Betapun juga di Irian barat masih terdapat ribuan orang belanda. Yang sewaktu-waktu harus mereka selamatkan nyawanya. Dan maaf diantara kita tak ada rahasia Bungsu. Saya orang inggris dan saya cenderung sependapat dengan politik pemerintah negeri saya, bahwa negerimu cenderung ke Komunis.
Banyak peralatan perang yang didatangkan Soviet ke negerimu. Mulai dari karaben, pesawat jet,sampai ke kapal-kapal perang dan kapal selam. Di Asia tenggara, negerimu lah yang terkuat dewasa ini…”sepi sesaat.
Si Bungsu menatap peta yang ditandai itu. Di mana terhadap kapal selam dan kapal-kapal perang yang di kamuflase sebagai kapal dagang. Apakah pihak konsulat RI di Singapura mencium juga hal ini? Artinya, apakah pihak Indonesia telah mengetahui bahwa Singapura secara sah atau tidak sah, kini telah dijadi kan semacam pangkalan perang asing untuk menyerang Indonesia.?
Pertanyaan itu tetap di simpan dalam hati sampai esoknya. Mereka bertiga mengunjungi berbagai tempat di Singapura. Fabian membawanya kepelabuhan. Disana kelihatan puluhan kapal ditengah laut sedang buang jangkar.
“Beberapa buah di antaranya adalah kapal perang, Bungsu…”bisik Fabian.
Si Bungsu mencoba meneliti. Tapi kapal-kapal itu berlabuh jauh di tengah teluk.
Kalaupun ada yang berlabuh dekat,dia pasti takkan mengenal kapal yang di kamuflase tersebut. Dia tak paham tentang kapal-kapal perang. Ketika mereka berada dalam sebuah kedai kopi, Fabian yang tengah membawa sebuah majalah berseru pelan.
“Hei, perang telah mulai di negerimu, Bungsu. Perang di laut Aru. Seorang komodor indonesia meninggal, baca ini….!”
Fabian memberikan majalah terbitan inggris, The economist., yang tengah dia baca kepada si Bungsu. Si Bungsu mengambilnya dan membaca dihalaman pertama tentang peperangan itu. Majalah terkemuka Inggris itu tidak menunjukan sikap berpihaknya dalam pemberitaan yang disiarkannya. Koran itu hanya mengutip beberapa keterangan tentang Perang Laut aru itu.
Selain mengutip keterangan ALRI, koran itu juga mengutip keterangan Mayjen Ahmad Yani selaku Panglima Operasi pembebasan Irian Barat. Juga mengutip keterangan pihak Belanda dan keterangan yang disiarkan radio Australia. The Economist memberitakan bahwa pertempuran antara kapal perang Indonesia dan kapal perang Belanda itu terjadi pada 15 Januari 1962 jam 21.00 waktu setempat.artinya baru dua hari hal itu terjadi tatkala si Bungsu membaca peristiwanya di Singapura.
Keterangan pihak ALRI adalah sebagai berikut ”Kesatuan ALRI sedang mengadakan patroli di perairan Indonesia,di sekitar kepulauan pulau Aru ketika tiba-tiba di serang oleh kesatuan Angkatan laut Belanda dan juga dengan pesawat udara, Kesatuan ALRI yang di pimpin oleh Komodor yos Sudarso terdiri dari beberapa kapal cepat Torpedo MTB-2 dalam serangan tersebut,satuan ALRI memberikan perlawanan yang gigih untuk mempertahankan diri.Pertempuran berlangsung selama satu jam..”
Pengumuman ALRI itu tidak menyebutkan kerugian, baik di pihak lawan atau pun di pihak ALRI. Namun the economoist lebih lanjut menyiarkan pula keterangan Jendral A.Yani, selaku Panglima Operasi pembebasan Irian barat sbb: “Tidak benar Indonesia mencoba melakukan Invasi sebagaimana di tuduhkan Belanda. Tidak benar Indonesia bermaksud melakukan pendaratan di Irian, sebab tipe kapal yang dipakai adalah MTB-2 bukan imbangan kapal-kapal Belanda yang dikerahkan itu. Andaikata ALRI ingin menyerang, tentu kekuatan yang dikerahkan paling tidak mesti seimbang dengan kekuatan belanda. Sebuah kapal cepat torpedo MTB-2 tenggelam dalam serangan itu…”
Pihak Belanda yang di kutip oleh the economist menyiarkan sbb:”komando Angkatan laut Belanda di Irian barat mengeluarkan sebuah pengumuman resmi tentang pertempuaran di laut Aru yang di siarkan di den haag hari senin malam, bahwa kapal-kapal perang Indonesia yang dengan kecepatan tinggi sedang menuju ke Irian barat telah melepaskan tembakan ke kapal-kapal Belanda.Dalam pertempuran yang kemudian terjadi,sebuah kapal torpedo cepat indonesia terbakar dan kapal-kapal belanda berhasil menangkap awak kapalnya yang mencoba menyelamatkan diri dalam sebuah sekoci karet.Jumlah prajurit Indonesia yang tertawan tersebut lebih besar jumlahnya dari awak yang di perlukan oleh sebuah kapal torpedo seperti yang tenggelam itu.Jumlah awak kapal MTB-2 yang normal adalah 20 sampai 30 orang.Tapi MTB-2 Indonesia itu mengangkut 70 sampai 90 orang. Hal ini menunjukan pihak Indonesia sedang berusaha melakukan pendaratan di pantai Irian barat…”
@
Tikam Samurai - IV