‘’Saya berharap Anda menempuh jalan wajar kalau memang ingin para tahanan politik bangsa Anda yang ditahan di Alcatras dibebaskan, Mr. Presiden..’’ kata Presiden Kennedy.
‘’Maaf, Tuan Presiden. Saya tak tahu siapa yang Tuan maksudkan telah membajak pesawat Jepang itu. Saya tak mengenal mereka, dan saya juga tak ingin atau tak punya niat untuk menuntut pada Tuan agar membebaskan tahanan politik yang tuan maksudkan itu. Maaf!’’
‘’Saya bisa beritahu pada Anda, siapa yang membajak pesawat itu. Jumlahnya tujuh orang. Satu diantaranya yang jadi pimpinan adalah seorang gadis bernama Yuanita. Berumur 24 tahun. Ayahnya orang Cuba asli, ibunya orang Mexico. Sejak sepuluh tahun yang lalu dia menjadi Warga Negara Italia. Dan itu memungkinkan dia bekerja di perusahaan Air Italian sebagai pramugari. Dia mendapat pendidikan sebagai teroris di negeri Anda, di Cuba, selama dua tahun. Dia masih belum menikah, kedua orangtuanya kini ada di Cuba, di negeri Anda. Seorang lagi yang bertindak sebagai wakil Yuanita, dikenal sebagai orang yang bernama Costra Niotas. Seorang yang pernah menjadi Sekretaris pada Kedutaan Besar Cuba di Rusia. Terakhir dia berada di Cuba sebulan yang lalu, kemudian terbang ke Hongkong dan datang lagi bersama pesawat yang dibajak itu…..’’
Presiden Kennedy yang sebenarnya ingin melanjutkan memberi informasi identitas ketujuh pembajak itu, namun dia berhenti bicara sebab mendengar tawa Fidel Castro.
‘’Maaf, saya mendengar Anda tertawa…’’
‘’Benar, Tuan Presiden. Saya tertawa karena badan intelijen Anda demikian pandainya membuat laporan palsu. Demikian detilnya mereka mengetahui kapan gadis itu berada di Cuba, kapan lelaki yang menurut Tuan bernama Costra Nitas itu berada terakhir di Cuba, kemudian berangkat ke Hongkong. Saya khawatir, negeri saya telah dipenuhi mata-mata dari CIA, sehingga tuan dapat tahu bila saya harus ke kamar kecil…hee..he..’’
Muka Kennedy jadi merah padam. Betapapun memang ada benarnya, dengan membeberkan semua keterangan tadi, Castro jadi tahu bahwa negerinya dimata-matai oleh CIA. Sebab darimana keterangan itu diperoleh kalau tidak lewat CIA? Namun cara Castro mempermainkannya benar-benar menyinggung perasaan Kennedy.
‘’Tuan benar-benar turunan teroris, Castro. Tuan akan menerima pembalasan dari rakyat Amerika. Kami akan membunuh semua pembajak dalam pesawat itu. Saya telah coba menempuh jalan yang baik, namun Anda tak menggubrisnya. Anda memang lebih suka banyak orang yang jadi korban demi komunis. Anda memang patut jadi pesuruh komunis, tuan Castro!’’
Sebelum Castro sempat membalas memaki, Kennedy menghempaskan gagang telepon itu. Dengan muka merah, dia menatap keliling kepada para menterinya yang hadir dalam Ruangan Oval, di ruang kerjanya. Para menterinya yang mendengar percakapan tadi pada terdiam.
‘’Di mana pesawat itu sekarang..?’’ tanya Kennedy.
‘’Tiga jam menjelang Mexcico City, Presiden’’.
‘’Pasukan khusus itu sudah disiapkan?’’
Pertanyaan itu ditujukan pada Direktur CIA.
‘’Sudah, Presiden’’.
‘’Pasukan yang dimana yang Anda rekrut?’’.
‘’Pasukan yang di El Paso. Kota terdekat di negara bahagian Texas yang berbatasan dengan Mexico’’.
“Kenapa tidak pasukan Marinir?’’
‘’Untuk menerbangkan Marinir ke Mexico dibutuhkan waktu enam jam. Artinya tiga jam setelah pesawat yang dibajak itu mendarat di Mexico City. Tak seorangpun diantara kita yang tahu apa yang terjadi selama waktu itu. Sementara kalau pasukan perbatasan yang di El Paso itu hanya membutuhkan waktu satu setengah jam mencapai Mexico City. Artinya mereka sudah bisa ada di lapangan udara mempersiapkan segala kemungkinan jauh sebelum pesawat yang dibajak itu mendarat. Lagi pula, pasukan khusus yang di El Paso itu adalah pasukan pilihan.’’
Sepi setelah Direktur CIA itu memberikan penjelasan. Jam dinding berdetak terus perlahan, tetapi pasti.
‘’Tuan-tuan, apakah diantara tuan-tuan punya pendapat lain untuk menjawab tuntutan para pembajak itu?’’ Kennedy akhirnya bertanya.
Tak ada jawaban.
‘’Saya minta pendapat tuan-tuan’’
Seseorang mengangkat tangan. Kennedy tahu orang itu adalah Direktur FBI. Badan Intelijen untuk urusan dalam negeri.
‘’Ya, bagaimana pendapat Anda’’
‘’Sesuai dengan pendapat semula, Tuan Presiden, para teroris jangan diberi hati. Jika kita hari ini mengabulkan permintaan mereka, maka setelah itu tiap hari pesawat Amerika akan dibajak, atau pesawat asing yang ada penumpang Amerika, dan mereka akan meminta yang bukan-bukan. Barangkali juga meminta agar tuan meletakan jabatan’’
@
Tikam Samurai - V