Begitu pasukan khusus tiba, mereka dijemput oleh Panglima Angkatan Darat Mexico, kemudian Kepala Staf Angkatan Darat Amerika yang telah duluan tiba di sana bersama Direktur CIA dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat. Pasukan khusus itu berpakaian coklat tua. Pakai topi pet, mirip pakaian petugas pelabuhan udara Mexico City. Kemiripan pakaian ini memang diatur dalam waktu yang amat singkat oleh bahagian logistik tentara Amerika.
Mereka menyamar dalam pakaian petugas lapangan. Namun di balik pakaian petugas lapangan itu, mereka memakai pakaian loreng. Begitu sampai, mereka segera disebar ke berbagai tempat di sekitar lapangan. Ada yang menempati menara lapangan, ada yang bertugas di mobil tangki yang akan mengisi minyak, ada pula di bahagian pemadam kebakaran.
Di dalam pesawat ketegangan berlanjut terus. Si Bungsu dan Tongky memang tak bisa berbuat banyak. Kalau saja mereka bisa duduk dekat beberapa orang anggota CIA yang ada di depan, barangkali mereka bisa saling berbisik, menyerang dari tempat mereka masing-masing secara serentak ke pada tujuh pembajak itu.
Namun bahaya yang menghadang adalah kekhawatiran meledaknya granat di tangan keenam pembajak lelaki itu. Granat itu tak pelak lagi adalah buatan khusus Uni Sovyet. Kalau mereka bergerak ketika pesawat masih di udara, maka pesawat itu akan hancur berkeping. Kalaupun mereka sampai di darat, mereka juga harus berpikir sepuluh kali untuk bertindak. Pembajak itu memegang enam granat tangan.
Keenam granat itu bisa membuat pesawat menjadi serpihan halus berikut para penumpangnya, jika meledak bersamaan. Di dalam pesawat itu tegang dan sepi. Para pembajak nampaknya telah meminum semacam obat. Mereka tak pernah lelah meski berdiri selama berjam-jam dalam penerbangan itu sambil tetap pula mengancungkan pistolnya terus menerus.
Mereka memperlihatkan kepatuhan yang luar biasa. Beberapa penumpang justru ada yang sudah tertidur. Tiba-tiba lampu tanda dilarang merokok dihidupkan. Lalu sebuah pengumuman yang berasal dari ruangan pilot. Suaranya tak lain dari suara pramugari Italia, pembajak cantik itu. Suaranya terdengar jernih, tenang dan merdu.
‘’Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya, beberapa menit lagi kita akan mendarat di lapangan terbang Mexico City. Silahkan mengenakan ikat pinggang Anda, mematikan rokok dan…tetaplah tenang di tempat Anda masing-masing, sebelum ada perintah bergerak dari kami. Ingat, jangan bergerak, jangan bangkit jika tak kami suruh. Keselamatan seluruh isi pesawat ini tergantung pada gerakan setiap individu Anda. Mulai detik ini, jika seorang saja dari Anda berbuat yang tidak-tidak, maka kami akan meledakan seluruh isi pesawat ini. Tetaplah tenang…’’
Suaranya terhenti sebentar. Kemudian dia menyambung lagi:
‘’Kami ingin memberi petunjuk pada Anda semua. Jika tuntutan kami kepada kepada Pemerintah Amerika Serikat dikabulkan, yaitu membebaskan teman-teman kami yang kini berada di penjara Alcatras, maka sebahagian dari tuan-tuan akan kami bebaskan. Tapi sebahagian lagi akan tetap bersama kami dalam pesawat lain, atau mungkin tetap memakai pesawat ini, sebagai jaminan sampai kami tiba di tujuan. Siapa yang akan tetap bersama kami nanti kita tentukan. Kami berharap tak ada hal-hal luar biasa di lapangan udara nanti, namun jika ada tembakan-tembakan, Anda tetaplah berada ditempat. Sebaiknya menunduk dalam-dalam. Nah… kita sudah mulai terbang merendah….’’
Pesawat itu memang terbang makin rendah. Mereka telah berada di atas kota Mexico City yang luas itu. Pilot mengadakan kontak terus menerus dengan pemandu di tower. Mereka merasa lega, bahwa jalur pendaratan telah disediakan.
Sementara itu, di Washington DC, Presiden Amerika terus berunding dengan anggota kabinetnya. Mereka mencari upaya untuk keluar dari kemelut ini. Menteri Luar Negeri dan Panglima Angkatan Darat serta Direktur CIA telah diberi wewenang untuk mencari jalan keluar. Tugas utama mereka yang berada di Mexico City itu adalah mengulur waktu sepanjang mungkin.
Pesawat itupun mendarat. Namun ketika pasukan khusus Amerika yang berpakaian petugas lapangan berniat mendekat dengan mengendarai mobil tangki, berpura-berpura akan mengisi bahan bakar, dari pesawat terdengar tembakan. Mobil tangki itu meledak dahsyat!
Jaraknya dari pesawat yang parkir di tengah lapangan sekitar dua ratus meter! Semua orang terkejut hebat. Menteri Luar Negeri Amerika dan teman-temannya yang ada di menara kontrol ternganga sesaat. Untung lapangan itu sudah dikosongkan. Hingga ledakan itu tak menimbulkan korban yang lebih parah.
Akibat meledaknya mobil tangki itu, lima orang tentara Amerika yang ada di mobil tersebut mati dengan tubuh berkeping-keping. Mobil pemadam kebakaran segera meraung-raung mendekati tangki yang meledak itu. Dan menyemprotkan airnya ke sana.
Mereka semua, sepuluh orang, adalah pasukan khusus Amerika yang menyamar. Tapi mereka adalah juga pekerja-pekerja yang mahir dalam segala bidang. Mereka mengerjakan pekerjaan pemadam kebakaran dengan amat sempurna.
@
Tikam Samurai - V