Tikam Samurai - 422

‘’Itu isyaratnya…!’’ seru Direktur CIA yang ada di tower.
Seruan itu sekaligus berupa perintah pada kolonel yang sejak tadi tetap membidik. Pelatuk dia tarik. Peluru bius itu meluncur dan masuk persis di lobang kaca jendela yang pecah itu. Menghujam di sandaran tempat duduk dimana pembajak tadi berada.
‘’Hei, bajingan, kau kembali atau kutembak..’’ seru pembajak itu pada si Bungsu.
Si Bungsu terhenti. Lalu menatap pada Yuanita di depan sana. Gadis itu tersenyum manis.
‘’Jangan nervus, Love. Duduklah di tempatmu kembali. Atau kalau kau ingin duduk di depan ini agar lebih dekat denganku, mari.. silahkan…’’
Si Bungsu tersenyum dan melangkah. Namun dia terhuyung. Pembajak itu, pramugari itu juga terhuyung. Semuanya rubuh pada waktu hampir bersamaan!
Peluru kimia buatan Amerika itu bekerja amat cepat dan amat tepat waktunya. Peluru yang ditembakan itu ternyata ada tiga buah, beruntun dalam waktu setengah detik. Dan begitu menghantam sasarannya di sandaran tempat duduk, bius yang amat tinggi dosisnya itu segera bekerja.
Mesin pendingin udara yang ada dalam pesawat itu justru mempercepat menyebarnya pengaruh bius itu ke segala pelosok pesawat. Dalam waktu hanya setengah menit, tak seorangpun dalam kabin penumpang yang sadar, kecuali Tongky yang memang telah waspada benar.
Dia veteran perang Vietnam. Karenanya dia mengenal dengan baik cara kerja senjata buatan Amerika itu. Karena itu, begitu dia menekan senter kecilnya untuk memberi isyarat, dia telah menyiapkan diri. Sehelai sapu tangan dia pergunakan menutup mulut dan hidungnya.
Kini ketika semua orang sudah terkulai, dan si Bungsu sendiri terkapar di gang kecil di tengah pesawat itu menindih seorang pembajak. Tongky segera menghidupkan senternya. Beberapa isyarat, kemudian panglima angkatan perang Mexico dan wakil Panglima Angkatan Darat Amerika yang ada di tower segera bergerak.
Di kokpit, pilot dan pembantunya kaget melihat tentara begitu banyak berlarian ke pesawatnya. Celaka, orang ini ingin meledakkan pesawat dengan ke cerobohan mendekati pesawat, pikir pilot jepang itu. Sebab sampai detik itu dia belum mengetahui apa yang terjadi di pesawatnya. Dia tidak tahu kalau seluruh pembajak, termasuk ketiga pramugarinya. telah tertidur malang melintang, tertidur pulas!
Dia tak tahu karena pintu kearah mereka dikunci oleh pembajak dari luar. Kini yang tertinggal di kokpit hanya dia dan co-pilotnya. Dan mereka berdua pula lah yang selamat dari pembiusan, sebab udara dalam ruangan penumpang tak dapat menembus masuk ke kokpit bilu pintu di tutup.
Tongky sendiri hanya bisa bertahan beberapa saat, setelah dia lihat orang berlarian kepesawat, kepalanya mulai goyang. Saputangan nya tak cukup kuat untuk menahan serangan bius yang hebat itu. Dan saat ketika dia akan pulas, dia masih sempat melihat samar-samar pintu pesawat di buka dari luar! kemudian gelap!
Pintu pesawat itu memang dibuka oleh pasukan khusus Amerika dari luar. Mereka telah mahir benar bagaimana caranya membuka pintu pesawat itu dari luar.Begitu masuk, mereka yang sudah memakai masker pelindung itu segera melihat-lihat tubuh-tubuh yang malang melintang.
Dengan cepat mereka menyebar,menurut perhitungan yang telah dibuat di perkirakan para pembajak telah menempati posisi-posisi penting di pesawat. yaitu di bagian depan dekat kokpit pilot,kemudian bagian tengah dekat pintu darurat,kemudian dibahagian belakang. Estimasi tentara anti teror itu memang benar, di bagian yang disangka itu, pasukan Amerika itu mendapai para pembajak terkapar. Pistol ditangan, granat di pangkuan.
Yang pertama diamankan adalah granat buatan rusia itu, lalu pistol. Kedua benda itu dimasukan ke dalam kantong plastik yang berbeda. Dan tangan para pembajak itu di belenggu. ketika kokpit dibuka, pilot dan co-pilotnya ternganga kaget. Mereka benar-benar menyangka bahwa pesawat mereka selamat berikut seluruh penumpangnya.Para penumpang dibiarkan duduk di kursi masing-masing.
Tubuh si Bungsu yang menindih seorang pembajak segera didudukan,dan  pembajak yang terkapar dengan senjata ditangannya segera diamankan. Para pembajak yang berjumlah tujuh orang itu termasuk Yuanita, Pramugari Al Italian yang cantik itu segera di masukan kemobil anti peluru yang telah siaga di bawah pesawat.Untuk mengembalikan kesadaran penumpang pasukan khusus itu juga telah memiliki persiapan.
Setelah pasukan pertama yang bertugas mengamankan pesawat dari pembajak dan meneliti kalau-kalau ada bom waktu.dan menyingkir setelah merasa pesawat aman,pasukan berikutnya masuk. Mereka memakai pakaian seperti bahan dari asbes yang tahan api dan memakai masker. Jumlah mereka empat orang,masing-masing membawa tabung, mirip tabung pemadam kebakaran ukuran sedang.
Begitu pilot dan pasukan Amerika yang bertugas pertama meninggalkan pesawat,pintu-pintu pesawat segera ditutup. Kemudian ‘Tabung yang mirip tabung pemadam kebakaran’ yang ada ditangan mereka segera di semprotkan dan menyemburkan sejenis asap kemerah-merahan. Yang tak lain dari jenis Zat kimia pemusnah bius berdosis tinggi yang tadi terhirup oleh para penumpang.



@



Tikam Samurai - 422