Tikam Samurai - 200

Tapi saya tak yakin, sebab menurut si Bungsu, si gadis menangis tak mau dinodai. Terjadi pergumulan cukup lama. Si Bungsu mendengar suara gadis itu merintih…jangan, jangan nodai saya. Jangan! Itu suatu pertanda, bahwa gadis itu bukan seorang pelacur. Dia pastilah seorang gadis baik-baik. Hanya kenapa sampai ke taman itu dimana berkumpul pelacur-pelacur yang lain? Inilah hal-hal yang menyulitkan pencaharian terhadap gadis itu.
Saya juga telah menanyai dua perempuan yang sama-sama dibawa ke penginapan Asakusa itu. Kedua perempuan itu yang telah lama beroperasi sebagai pelacur mengatakan bahwa mereka baru malam itu bertemu dengan gadis itu. Mereka tak mengenalnya sebelum peritiwa itu”
“Ya, di Universitas juga ada ratusan mahasiswi yang bernama Michiko atau Machiko…” kata ketua Yayasan yang bergelar Profesor itu.
Mereka semua terdiam. Dan peradilan itu akhirnya dideponir oleh pihak Amerika. Meski dibawah peraturan yang sangat ketat, namun puluhan mahasiswa dan penduduk sipil suatu hari membawa poster berdemonstrasi menuntut pembebasan si Bungsu.
Tak kurang dari Jenderal Mac Arthur sendiri yang turun tangan mendeponir perkara ini. Jenderal ini adalah Panglima balatentara sekutu untuk wilayah Pasifik.
Dia bersama pasukannya semula “terusir” dari Filiphina oleh tentara Jepang. Tapi dalam suatu pertarungan ulang, dia berhasil “revans” dan tidak hanya merebut Filiphina saja, tapi menaklukan seluruh kawasan Asia yang diduduki Jepang. Termasuk menduduki Jepang sendiri!
Laporan tentang terbunuhnya 2 orang pasukan di Asakusa itu disampaikan padanya oleh pihak Peradilan Amerika. Saat itu, masalah tersebut menjadi pembicaraan semua pihak di Tokyo.
Pentagon, yaitu Kementerian Pertahanan Amerika Serikat yang mendapat laporan peristiwa itu melalui badan Intelijen Internasional FBI, segera menekan Jenderal Mac Arthur untuk mendeponir persoalan tersebut.
“Mata dunia tengah diarahakan ke Jepang sejak jatuhnya Bom Atom di Nagasaki dan Hiroshima. Masalah fasisme Jepang bisa dilupakan orang jika persoalan perikemanusian diungkit. Karena itu, pihak Tentara haruslah menghindarkan sedapat mungkin timbulnya emosi massa yang menyebabkan kerusuhan di Jepang.
Persoalan terbunuhnya Letnan Richard dan sersan Young di Penginapan Asakusa Tokyo, saat ini merupakan sebuah dinamit yang siap meledak berupa kerusuhan anti Amerika dikota itu.
Jika hal ini dibiarkan, maka tak dapat tidak, Amerika akan menghadapi kesulitan baru. Penduduk Jepang yang fanatik itu akan tepancing solidaritas nasional mereka. Issu yang tercipta saat ini sangat rawan. Yaitu membela harga diri dan Kehormatan Bangsa Jepang.
Dalam kasus Asakusa, Letnan Richard dan sersan Young di duga bersalah karena bermaksud memperkosa seorang gadis.
Karena itu, pihak tentara hendaknya mendeponir peristiwa ini. Pengaturannya agar tak menjadi hal yang membesar dikalangan masyarakat, bisa dibicarakan dengan pembela si tertuduh. Yaitu pengacara Yasuaki Yamada.
Perlindungan terhadap tentara Amerika di negri pendudukan adalah penting. Namun perlindungan terhadap nama baik seluruh Bangsa Amerika jauh lebih penting dari segalanya. Jangan sampai dunia internasional mengetahui, bahwa peradilannya membela seorang pemerkosa.
Demikian bunyi radiogram Menteri Pertahanan Amerika yang mengepalai Pentagon . Radiogram itu ditujukan kepada Panglima Angkatan Perang Amerika di wilayah Pasifik, Jenderal Mac Arthur.
Bunyi radiogram itu adalah yang terkeras yang pernah diterima Mac Arthur selama dia menjadi Panglima Wilayah Pasifik. Bahkan ketika dia melarikan diri dari pulau Bataan di Filiphina, diburu oleh balatentara Jepang, pihak Pentagon justru memberi radiogram yang membangkitkan semangat. Tidak mencapnya sebagai pengecut yang meninggalkan medan perang. Padahal waktu itu dia meninggalkan 3 bataliyon pasukannya di pulau itu. Dan ketiga bataliyon itu dihancurkan separoh oleh Jepang. Separohnya lagi menyerah.
Dengan radiogram kasus Asakusa ini, jelas pihak Pentagon lebih mementingkan suatu “Stabilitas” di Jepang daripada harus membela dua orang tentaranya yang mati. Sebab mereka juga merasa ragu akan kebenaran tentara yang mati itu.
Yang jelas, ke 2 tentara itu mati dalam pakaian tak senonoh. Di penginapan pula. Jauh dari pos dimana mereka seharusnya berada.
Jenderal Mac Arthur sendiri nampaknya menyetujui sikap Pentagon itu. Bukan karen dia :takut” akan sanksinya. Sebab sudah bukan rahasia lagi, seorang Jenderal yang paling berkuasa sekalipun bisa digeser atau dipecat oleh seorang Menteri Pertahanan yang mengepalai Pentagon. Dan bukannya tak jarang, Menteri Pertahanan itu adalah seorang sipil. Namun kekuasaannya dipatuhi oleh semua Jenderal.



@



Tikam Samurai - 200