Tangannya lemah berpegang ke bibir pintu gerbong. Dan akhirnya, ketika peluit panjang kembali berbunyi, tangannya tak kuat lagi bergantung. Kereta itu semakin melaju. Lalu lelaki itu, si Bungsu yang pernah hidup malang melintang di Jepang itu, yang banyak menolong manusia itu, di akhir hayatnya tak seorangpun yang mau meolongnya! Tak seorangpun! Ketika pegangannya terlepas tubuhnya jatuh dari gerbong. Terdengar suara berdembam! Kepalanya terhempas ke lantai. Rasa sakit akibat kepalanya terhempas membuat dia tersentak bangun dan terlompat tegak!
”Nauzubillah. Ya Rabbi….! Mimpi kiranya” dia mengucap.
Peluh membasahi tubuhnya. Dia menatap keliling, dia masih di biliknya di Hotel Indonesia dekat stasiun. Dia baru saja berimpi yang alangkah dahsyatnya. Tiba-tiba terdengar pekik peluit kereta api dari stasiun yang tak jauh dari hotel dimana dia menginap
Dia menarik napas dan kembali beristighfar.Meraba dada dan rusuk yang dalam mimpi tadi di tembus samurai michiko.
Utuh, ya tubuhnya masih utuh, dia duduk di pembaringan, mengatur pernafasannya yang sesak. Kemudian tegak menuangkan air putih di ceret ke dalam gelas, air itu sangat dingin karena udara kota yang amat sejuk. Dia reguk air itu dua tiga teguk, dadanya terasa agak lega. Dia turun di pembaringan dan membuka pintu, sudah pagi. Dia pergi kekamar mandi,sesekali menoleh kebelakang. Khawatir kalau-kalau ada michiko.
Kemudian di kamar mandi dia berwudhu dan kembali kekamar sembahyang dan kembali duduk di sisi pembaringan. Dia kembali menghapus peluh yang tetap membasahi wajah dan tubuhnya, terlalu dasyat mimpinya barusan. Dia baru teringat, malam tadi dia tengah berpikir tentang kereta api. Tentang stasiun gamagori, dia kembali berbaring sambil memikirkan bahwa michiko pernah melukainya, bahwa michiko pernah akan membunuhnya. Pikiran itu tak meninggalkan benaknya sampai dia tertidur,rupanya pikiran itulah menjadi mimpi yang dasyat itu.
Dia kembali meraba dada dan rusuknya, utuh. Rupanya tuhan belum berniat mencabut nyawanya. Dia menarik napas panjang kemudian melepaskannya. seperti melepaskan beban yang alangkah beratnya. Matanya menoleh kepembaringan dan samurainya terletak disana. Padahal tadi samurai itu dia letakan dibawah bantal. Kini karena bantalnya telah jatuh, jadi samurai itu berada di atas seprei putih.
Untung dia bermimpi tidak sambil mencabut samurai. Bayangkan kalau dia mimpi sambil mencabut samurainya. Dan memancung-mancungkan nya kiri kanan, Hiii..Dia jadi ngeri sendiri.! lalu dia memungut bantal di lantai,meletakan nya diatas samurai, hingga samurai itu tertutup.
Dia ingin tegak, tapi ingatanya kepada Michiko membuat dia kembali duduk. Suara kereta terdengar lagi...seorang pelayan lewat didepan pintunya yang terbuka.
“Selamat pagi, sudah sembahyang pak?”kata pelayan itu sambil melongokan kepalanya di pintu. Si bungsu mengangguk sambil mencoba tersenyum.
“Maaf, tadi saya mendengar seperti ada suara berteriak dan suara benda jatuh dari kamar ini, saya khawatir ada apa-apa…”
“Ah, hanya bantal yang jatuh. Terimakasih…”
“Syukurlah, kamar ini memang agak angker pak. Banyak orang yang didatangi mimpi buruk disini, soalnya dulu ada yang gantung diri dikamar ini…”
“Kenapa tidak kau bilang dari dahulu?” katanya agak kesal.
“Ah, kalau saya bilang dari dahulu, bapak tentu tidak percaya. Memang dapat mimpi buruk pak?”Si Bungsu seperti orang sakit gigi dibuatnya.
“Kebetulan ada kamar lain yang kosong, bapak ingin pindah kesana?”
“Tidak,tidak perlu..”jawab si Bungsu agak kesal.
Tapi pelayan itu bukannya pergi dari sana, malah dia melangkah masuk…separuh berbisik dia berkata.
“Di sebelah kamar ini ada gadis cantik, baru tadi malam datangnya.Cantiiik benar..”Si Bungsu menatap pelayan itu dengan berang…tapi pelayan itu malah meneruskan informasinya.
“Saya hampir pingsan waktu dia menanyakan apakah masih ada kamar, dia sendirian. Bayangkan gadis seperti itu datang sendirian. Ada beberapa tamu disini, lelaki tentunya.sampai tidak bisa berdiri begitu melihat gadis itu…”
“Keluarlah…!”
“Bapak tidak percaya? boleh dilihat nanti…”
“Keluar..!!”
“Ya ya saya keluar, Tapi kalau bapak tidak baik-baik tidak saya perkenalkan nanti Bapak…”
“Keluar…!!!”Si Bungsu tegak,pelayan itu terlompat keluar kamarnya. Tapi dari luar dia masih sempat ngomong.
“Menurut paspornya,dia baru datang dari Singapura…”Si Bungsu tidak peduli.
“Dia seorang gadis Jepang Pak..!”Si Bungsu berniat menampar pelayan ini, keterlaluan pikirnya.
@
Tikam Samurai - IV