Tikam Samurai - 404

‘’Saya rasa gadis itu bukan orang Itali, mungkin orang Mexico atau Cuba..’’ ujar Tongky lewat mulutnya yang penuh berisi. Karena si Bungsu tak mengomentari, dia bicara lagi.
‘’Orang Itali, Mexico dan Cuba, banyak persamaannya. Sama-sama berdarah panas. Lebih-lebih perempuannya. Gadis ini kalau di tempat tidur, saya yakin akan seperti kuda gila, mengamuk dan panas menggelora seperti air yang mendidih. Beda orang Mexico dan Cuba dengan orang Italia hanya pada kulitnya. Orang Italia agak putih, tapi kalau mereka banyak berjemur matahari, maka warna kulit mereka akan susah dibedakan..’’
Si Bungsu masih diam. Memakan penganan di depannya. Kemudian dengan firasat tak enak tetap bersarang di hati, dia akhirnya tertidur. Dia terbangun ketika dibangunkan Tongky.
‘’Hei, kita sudah berada di sebuah pagi’’ ujar kawannya itu.
Lewat jendela si Bungsu melihat sinar matahari yang terang benderang menyeruak masuk. Tak ada apapun yang terlihat di luar jendela sana, kecuali kekosongan. Kemudian sebuah pengumuman dari pramugari.
 “Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya, kita kini berada di atas kepulauan Midway yang termasuk dalam wilayah Amerika Serikat.Sebentar lagi kita akan mendarat di Kota Oahu, salah satu dari kota di Honolulu untuk mengisi bahan bakar. Kemudian akan melanjutkan penerbangan ke New York, baru ke Dallas. Selama pengisian bahan bakar, tuan-tuan dan nyonya-nyonya tidak di perkenan kan turun ke pelabuhan udara. Pengisisan bahan bakar dan cek pesawat hanya sebentar. Kami persilakan anda mematikan api rokok dan mengenakan sabuk pengaman, terima kasih…”
Banyak di antara penumpang pesawat itu yang kecewa tak dapat turun di Honolulu. Namun pesawat ini nampaknya memang khusus di carter untuk trayek Hongkong-New York-Dallas. Sebab tak seorang pun penumpang yang turun di honolulu atau di Hawai. Padahal biasanya arus Penumpang ke hawaii bukan main ramainya. Kalau begitu di pesawat ini ada orang penting,pikir si Bungsu. Demikian pentingnya hingga pesawat tidak perlu singgah di Hawaii.
Tak lama setelah pesawat melewati ke pulauan Hawaii di lautan Teduh menuju New York,pramugari yang duduk di seberang si Bungsu itu bangkit. Ketika bangkit dia masih sempat melempar senyumnya yang memikat pada si Bungsu Tongky kembali menyikutnya.
Gadis itu berjalan kedepan dengan membawa tas di tangannya. Di depan dia bicara dengan pramugari. Lalu dengan masih tersenyum berjalan kedepan ke ruang pilot, Membuka pintu ruangan itu. Seorang lelaki yang duduk agak kedepan bangkit dan tegak menhadap kebelakang, dia memakai kaca mata, tersenyum tapi penuh ancaman.
Ditangan nya sebuah Granat dan pistol otomatis. Dia meraih mikropon yang biasanya di pakai pramugari untuk menyampaikan informasi dan pengumuman, lewat mik terdengar dia berbicara.
“Pesawat ini kami bajak. para penumpang harap tenang,tak seorang pun yang celaka kalau Tuan-tuan menuruti perintah kami. Jangan membuat gerakan yang tidak-tidak, jumlah kami enam orang di pesawat ini. Ada di setiap pintu dan tempat yang menentukan dengan sebuah granat dan dinamit yang siap mengirim kita semua keneraka, tetaplah tenang…”
Lelaki itu memandang pada seorang lelaki yang duduk paling depan, tersenyum dan mengangguk pelan kepadanya.
“Maaf, semua penumpang kami jadikan sandera..” katanya dengan sikap hormat
Si Bungsu dan Tongky saling pandang. kemudian hampir bersamaan mereka melihat kebelakang. Ada empat lelaki, berkaca mata hitam semua, memegang senapan otomatis dan granat di tangan. tegak dipintu darurat tengah dan di bahagian belakang. Yang didepan sana berbicara lagi.
“Kami terpaksa mengatur tempat duduk anda sebelum kami menerangkan sesuatu. kami harap kalian semua berkumpul ditengah. Mengisi bangku yang masih kosong. Jadi tiga deret didepan dan empat deret di belakang harap di kosongkan. kecuali tuan Mentri, harap tetap duduk di deret nomor dua itu saja, sendiri. Yang lain dideretan nomor tiga. Kami akan memindahkan anda satu demi satu. Jangan membuat gerakan yang tidak-tidak. Barangkali ada di antara kalian yang membawa senjata api atau senjata tajam, tetapi sekali anda membuat gerakan yang mencurigakan, pesawat dan semua isinya menjuju neraka. Nah, ikuti perintah saya baik-baik…”
Orang itu mulai memberi petunjuk. Mula-mula yang diperintahkannya adalah para lelaki yang duduk didepan sekali dan yang nomor dua. Barangkali orang-orang penting. tetapi yang dia sebut Mentri itu di robah lagi tak jadi pindah. Sendirian di tinggalkan di kursi paling depan itu, Kemudian bahagian-bahagian lainnya di pindahkan juga.
Keruwetan terjadi saat akan memindah kan seorang perempuan tua. Mungkin karena kaget atau takut dia tak bisa berdiri. Perempuan itu akhirnya di suruh bantu oleh seorang anak muda. Tak dapat tidak,isi pesawat itu di liputi ketegangan. kemudian lelaki yang berkaca hitam yang nampaknya adalah salah satu pimpinan dari teroris ini mulai menjelaskan identitas mereka.
“Kami dari Kuba, kami kelompok Fidel castro. Kami menuntut sepuluh tahanan politik dan militer yang kini dalam penjara El Paso dan Al catras, yang berhaluan Marxis-Leninisme yang di penjarakan Rezim Kennedy, segera di bebaskan."



@



Tikam Samurai - 404