‘’Hidupkan kembali radio..’’ ujarnya.
Copilot membuka hubungan kembali. Kembali ada panggilan, dan pilot itu menjawab. Copilot yang kaget dia isyaratkan untuk diam, dan agar segera menutup pintu dari cokpit ke kabin yang terbuka. Dia juga memberi isyarat pada copilotnya untuk memberi brifing singkat di ruang rapat kecil yang terletak persis di belakang ruang kemudi.
Copilot PAN American itu juga seorang veteran perang. Hanya bedanya, kalau Maxmillan adalah veteran dari Perang Dunia II, maka copilotnya veteran perang Vietnam. Kini dia tahu, Maxmillan yang bekas kolonel itu akan melakukan semacam avonturir. Dia lalu memberi brifing kepada para pramugari. Kemudian kembali duduk di sebelah pilot. Sementara ketiga pramugari yang bertugas di pesawat itu kembali ke ruang penumpang dengan sikap yang tenang dan senyum seperti biasa menghias bibir mereka.
Tiba-tiba panggilan pembajak itu kembali bergema di radio. Kapten Pilot tersebut segera meraih alat kecil dekat mulutnya, dan bicara menyahuti panggilan. Pembicaraan mereka yang pertama itu, pengakuan si pilot dapat didengar di tower dan di Washington. Ketegangan di Washington ataupun di tower lapangan udara Mexico tatkala pembajak meminta bicara dengan salah seorang perwira yang diakui tengah dibawa oleh pesawat itu, ternyata tak terjadi di pesawat Maxmillan.
Captain Pilot Maxmillan ternyata telah memperhitungkan kemungkinan itu secermat mungkin. Dia ternyata menyanggupi dan akan memanggilkan perwira itu. Dan baik Washington, maupun di tower lapangan udara Mexico, yang sejak semula memang telah disediakan penterjemah bahasa Cuba, segera dapat mendengar pembicaraan antara ‘perwira Cuba’ yang di pesawat dengan pembajak di Mexico.
Di Gedung Putih, Kennedy maupun Menteri Luar Negerinya yang ada di Mexico kaget karena ternyata di dalam pesawat itu ada orang Cuba. Sehingga si pilot dapat memenuhi tuntutan si pembajak. Lalu, ketegangan tentu saja belum berakhir, letaklah si Cuba yang dalam pesawat itu dapat bicara Cuba, namun bagaimana dengan identitas pasukan yang diminta oleh si pembajak? Dan mereka mendengar terus.
Siapa sebenarnya yang menjawab di radio? Apakah benar orang Cuba dan perwira yang ditahan di Alcatras? Jelas tidak, orang Cuba yang menjawab itu tak lain daripada Maxmillan sendiri! Ya, dia adalah kapten pilot pesawat terbang itu sendiri. Baik Kennedy maupun semua orang yang ada di sekitarnya di Gedung Putih itu, ataupun para pejabat di tower lapangan udara, tak tahu bahwa yang bicara itu adalah pilot mereka sendiri.
Bahkan copilot yang ada dekat bekas kolonel itu jadi kaget mendengar pimpinannya ngomong cas cis cus mirip orang Cuba. Bagi Maxmillan, bahasa itu bukan bahasa asing baginya. Sebab bahasa itu adalah bahasanya sendiri. Ya, dia punya darah Cuba lewat garis keturunan ibunya. Empat jenjang di atas ibunya adalah orang Cuba. Nah, neneknya yang Cuba itu kawin dengan orang Amerika, yang akhirnya melahirkan ibunya, kemudian dirinya.
Dimasa kecilnya dia hidup di Pulau Samun, sebuah pulau kecil di teluk Babi, di perairan Cuba. Saat itu rezim Batista baru saja berkuasa. Ayahnya membawa dia dan seluruh keluarganya pindah tatkala Batista dari seorang Presiden yang demokrat berubah menjadi diktator. Mereka menetap di negara bagian Utah. Sampai akhirnya Maxmillan muda melamar jadi penerbang angkatan laut.
Karirnya merangkak dari pangkat paling bawah, untuk kemudian lewat beberapa kali peperangan, lewat beberapa kali tugas belajar, keluar sebagai salah seorang pahlawan perang dari Lautan Pacifik, dia memperoleh pangkat kolonel. Dan minta pensiun meski angkatan laut tengah mengusulkan kenaikan pangkatnya menjadi Jendral.
Namun masa kecilnya dan garis keturunan ibunya yang Cuba, tak pernah dia ceritakan pada siapapun. Di rumah, semasa ibunya masih hidup mereka sering bicara dalam bahasa Cuba. Adalah agak aneh, betapa CIA maupun FBI, badan intelijen luar negeri dan dalam negeri Amerika, yang tersohor teliti itu, tak mengetahui dan tak punya fail sama sekali tentang perwira menengah senior ini. Yaitu dokumen tentang masa lalunya di Cuba.
Kecerobohan begitu bukannya hal yang aneh terjadi di FBI ataupun CIA. Pada dasarnya mereka memang mengaku badan intelijen yang rapi dan berkuasa. Namun dibanding dengan KGB, badan intelijen Rusia, maka kerapian dan ketelitian CIA atau FBI jauh tercecer. Apalagi jika ingin dibandingkan dengan GRU, badan intelijen Angkatan Darat Rusia, yang lebih berkuasa daripada KGB, maka FBI dan CIA terbirit-birit di belakang.
Kini Maxmillan tiba-tiba mengingat lagi masa kecilnya. Masa kecil yang pahit. Teringat saat-saat kakaknya diperkosa oleh pasukan Batista yang baru bangkit. Teringat betapa ayahnya, Maxmillan Sr dikenakan wajib militer, dan dijebloskan ke penjara tatkala menolak wajib militer itu. Teringat Pulau Samun yang subur tapi miskin. Dialah yang bicara, memakai bahasa Cuba, yang sudah berbilang tahun tak dia ucapkan.
Tiba-tiba di radio kembali terdengar suara pramugari yang memimpin pembajakan itu, di Washington serta di tower Bandara Mexico, pembicaraan itu segera diterjemahkan, sehingga semua orang di dua tempat itu segera mengerti.
‘’Saya ingin penjelasan tentang diri Anda..’’ kata gadis itu di radio, ‘’pangkat, kesatuan, nomor register di pasukan dan kedudukan terakhir Anda sebelum dikirim ke Alcatras’’
@
Tikam Samurai - V