Tikam Samurai - 424

Ketika anak muda ini diadili di Tokyo, penduduk kota itu jadi heboh dan memprotes. Soalnya anak muda itu membunuh kedua tentara Amerika karena akan memperkosa gadis Jepang yang bernama Michiko! Rasa harga diri dan rasa terima kasih Bangsa Jepang jadi meledak begitu mengetahui pemuda yang membela gadis Jepang itu diadili dan bisa diancam hukuman tembak!
Akhirnya pihak Departemen Keamanan Amerika yang terkenal dengan sebutan Pentagon itu, mengirim surat perintah kepada Panglima Pendudukan Amerika di Jepang, agar perkara anak muda itu dideponir saja. Di petieskan. Anak muda itu diusahakan bebas tetapi harus meninggalkan kota Tokyo tanpa publisitas. Sebab betapapun jua, Amerika tak mau kehilangan muka, membebaskan begitu saja orang yang membunuh dua orang tentaranya!
Dan anak muda itu dibebaskan. Kemudian ternyata dia menuju ke Kyoto, ke kota tua dimana dia mencari musuh besarnya, Saburo Matsuytama! Semua data itu dikirim ke Washington oleh CIA. Dan kini, baik orang CIA maupun Menteri Luar Negeri Amerika itu bertemu langsung dengan kedua orang tersebut.
Tentang pesawat Pan American yang di’sopiri’ oleh Kolonel Maxmillan begitu mendapat kabar bahwa pembajakan telah berakhir,segera membelokan pesawatnya kembali menuju Tahiti di Laut Teduh.
Tak kurang dari Presiden Kennedy mengucapkan terima kasihnya kepada Kolonel Maxmillan itu lewat radio. Mula-mula radio itu dari tower di lapangan udara Mexico. Maxmillan membuat hubungan.
“Yap, Pan American di sini…”katanya.
“Mister, Anda telah menolong kami semua di lapangan udara ini keluar dari kemelut yang amat besar. Kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya…” Maxmillan tak menjawab.
“Ada seseorang yang ingin bicara dengan anda di radio…”
“Yap, silahkan masuk…” katanya membalas dengan datar.
Dan suara yang dipersilahkan masuk itu terdengar di radio pesawatnya yang tengah terbang ke Tahiti.
“Kolonel Maxmillan…”
“Yap…”
“Ini Washington DC…”
“Yap…Ada yang bisa saya bantu untuk Tuan?”
“Anda justru baru saja telah membantu kami. Saya atas nama seluruh rakyat Amerika, dan atas nama pribadi, Jhon F Kennedy, menyampaikan penghargaan yang besar atas bantuan anda tadi…”
Kali ini Maxmillan memang terkejut, tatkala mengetahui bahwa yang tengah berbicara langsung dengannya dari Washington DC adalah Presiden Jhon F. Kennedy, presidennya sendiri.
“Oh maaf Tuan Presiden, saya tak menyangka anda akan menghubungi saya langsung…”
“Saya bangga dapat berbicara langsung dengan anda Kolonel. Bantuan anda telah menyelamatkan lebih seratus nyawa…”
“Ah, saya tak membantu apa-apa, Tuan Presiden. Saya hanya menipu pembajak itu dari pesawat saya..”
“Tak semua orang bisa melakukan apa yang anda lakukan kolonel. Tipuan yang anda lakukan adalah tipuan yang penuh perikemanusiaan.dan akan di ingat bangsa Amerika dalam jangka waktu yang lama. Kalau saya boleh tahu, apakah anda yang tadi bicara bahasa Kuba, yang mengaku sebagai kolonel Yoseph Maxmillan itu..?”
“Benar, Tuan Presiden…”
“Ah,anda telah berhasil menipu tidak hanya para pembajak itu, kolonel. Anda juga berhasil memperbodoh pembantu-pembantu saya, orang FBI dan CIA yang mengaku terkenal hebat itu…”
“Maafkan, saya tidak bermaksud demikian, presiden…”
“Tidak usah minta maaf, saya amat bahagia hari ini. Saya mengundang anda datang ke Gedung Putih begitu anda kembali dari tugas anda…”
Maxmillan tak segera dapat mendapat menjawab undangan itu.Undangan seorang presiden merupakan hal yang tak lazim. Hanya orang-orang tertentu yang mendapat undangan demikian. Dan kini, Maxmillan, veteran perang dunia II itu mendapat kehormatan tersebut.
Namun Maxmillan seperti halnya banyak orang amerika lainnya, yang tak suka popularitas dan berhati jujur, menganggap bahwa kehormatan itu belum pantas untuknya. Dengan rendah hati dia menjawab.
“Terima kasih atas undangan anda, Presiden. Saya yakin, saya merupakan sedikit dari puluhan juta rakyat Amerika, yang amat bangga atas undangan anda. Namun, saya mohon maaf, dari Tahiti saya harus menjenguk ibu saya yang kini dirawat di sebuah rumah sakit…”
“Sampaikan salam saya pada ibu anda tuan…”
“Akan saya sampaikan,Tuan Presiden. Dan saya yakin adalah sesuatu yang amat membanggakannya mendapat kiriman salam dari Tuan…”



@



Tikam Samurai - 424