Tikam Samurai - 426

Sebenarnya adalah tak sopan berlaku demikian. Menatap sepasang anak muda yang barangkali entah akan mengapa. Tapi yang mereka hadapi ini bukan sembarang anak muda. Yang perempuan adalah gembong pembajak komunis yang amat militan.
Siapa tahu, kesempatan seperti ini dia pergunakan untuk bunuh diri, atau melakukan penyanderaan lagi, misalnya. Jika gerakan mencurigakan seperti itu mereka lihat, mereka sudah siap sedia. Gadis ini merupakan salah satu tertuduh utama, dan merupakan mata rantai amat penting dalam menggulung sindikat terorisme internasional. Makanya dia tak boleh diabaikan.
Itu pula sebabnya, meski dalam keadaan bagaimanapun, dia harus diawasi dengan ketat, walaupun terasa agak kurang sopan. Namun si Bungsu sama sekali tak tahu untuk apa dia datang ke sana. Kalaupun benar seperti yang diucapkan Direktur CIA, maka dia juga tak tahu kenapa gadis itu memintanya untuk datang. Dia mendekati gadis itu. Yang rambutnya tergerai ditiup angin di lapangan udara Mexico City itu. Kemudian tegak tiga langkah di depanya. Dia masih menatap sejenak. Menatap gadis yang sejak tadi memang telah menantinya.
‘’Anda meminta saya untuk kemari, Nona?’’ tanya si Bungsu pelan.
Gadis itu tak menjawab, melainkan mendekat padanya. Menglurkan tangan untuk bersalaman. Si Bungsu ragu-ragu, namun akhirnya menyambut uluran tangan itu. Gadis itu menjabatnya dengan erat, dan tanpa diduga —dan tak dapat dielakkan si Bungsu— Yuanita menarik tangannya mendekat. Menyebabkan tubuh mereka saling merapat dan tubuhnya langsung dipeluk gadis itu. Tidak berhenti sampai di sana, gadis itu mencium bibirnya
Si Bungsu gelagapan. Namun entah mengapa, dia tidak mau berlaku kurang sopan dan dianggap tidak gentelmen. Perlahan tangan nya membalas memeluk pinggang Yuanita,dan membalas ciumannya. Ketika peristiwa itu selesai, dengan masih memegang tangan si Bungsu, gadis itu merenggangkan diri.
“Terima kasih Love, peluk ciummu kabawa mati. Sebentar lagi…”ujarnya dengan mata berkaca. Kemudian gadis itu berbalik, menuju kepesawat yang menunggu dari tadi. Setelah pesawat itu berangkat, si Bungsu kembali naik ke mobil jip yang tadi membawanya.
Direktur CIA itu juga ikut naik, duduk disampingnya di kursi depan.Jip itu kembali keruang tunggu khusus. Direktur CIA berkata pelan pada si Bungsu ketika jip meluncur di avron menuju ruang tunggu.
“Kalian pasti belum saling kenal…”
“Belum…”jawab si Bungsu pelan.
“Perempuan memang laut yang amat dalam. Yang amat sukar menduga isinya. Saya yakin dia mencintai anda, dengan amat sangat…”
Si Bungsu menoleh kesampingnya, pada lelaki yang tidak diketahuinya bahwa orang itu adalah Direktur CIA. Sebuah lembaga Intelijen yang amat berpengaruh didunia. Dia diam tidak membari komentar atas ucapan itu, sungguh mati dia amat terguncang atas peristiwa sebentar ini. Dia bukan lelaki yang lemah iman, tapi tidak pula lelaki yang berpura-pura berlagak suci.
Dia datang dan sampai ke negeri ini justru dalam usaha mencari gadis yang amat di kasihinya. Dalam sejarah hidupnya yang amat panjang dan berbelit ini, tak berapa yang pernah singgah di hatinya. Namun peristiwa dengan Yuanita yang barusan tadi, gadis yang tidak dia kenal itu,benar-benar membuncah perasaannya. Jip itu baru saja akan mencapai tempat dimana para penumpang yang pernah menjadi sandera itu menanti, ketika mereka mendengar suara seperti letupan bedil di udara.
Letupan itu tak begitu menarik perhatian mereka yang ada di jip tersebut. Mereka baru tertarik tatkala beberapa petugas lapangan menunjuk kesuatu titik jauh dibelakang sana. Makin lama makin banyak yang melihat ,dan mereka juga melihat, kearah pesawat jet angkatan udara Amerika yang tadi membawa para pembajak komunis asal cuba itu. Jauh disana kelihatan sisa asap yang mengepul, kemudian.. lenyap!
“Jet itu meledak…”kata seseorang. Kepastian tentang itu baru didapat ketika dua orang petugas tower berlarian mendekati Direktur CIA yang ada didekat si Bungsu.
“Pesawat itu meledak…”katanya.
Bersambung ke…..Tikam Samurai (134)
Semua terdiam, tak seorang pun yang tahu penyebabnya. Namun sudah bisa diduga, pesawat itu hancur berkeping karena Bom waktu yang berasal dari salah seorang teroris tesebut. Mereka memang telah di periksa dengan amat teliti. Namun dengan meledaknya pesawat itu di udara, bisa dipastikan ketelitian pihak Amerika ternyata masih terkecoh oleh kelihaian teroris itu.
Ledakan itu mustahil disebabkan pihak Amerika,sebab jet itu milik Angkatan Udara Amerika. Yang menerbangkanya tentu Pilot Amerika, seorang AU Amerika berpangkat Mayor yang terpercaya. Si Bungsu termangu. Membayangkan betapa gadis yang baru sebentar ini memeluk dan menciumnya, kini hancur berkeping.
“Ya tuhan,..”terdengar kepala CIA di samping nya berucap.
Tongky yang juga berlarian keluar dari ruang tunggu menatap langit, di langit tidak terlihat apa-apa, kosong.



@



Tikam Samurai - 426