“Pesawat itu meledak?”tanya Tongky.
Si Bungsu hanya tegak mematung. Mereka tegak dengan diam disisi jip itu sampai akhirnya panggilan untuk berangkat terdengar.
Di pesawat yang membawa mereka ke Dallas, si Bungsu masih memikirkan ledakan pesawat jet itu. Para pembajak tersebut ternyata masih memilih mati dari pada harus diinterogasi dan diadili di Amerika. Apakah tak mungkin yang meledakan pesawat itu adalah Yuanita?
Gadis itu tadi air matanya berlinang ketika mereka berpelukan. Apakah peluk dan ciuman gadis itu adalah peluk dan cium perpisahan? Tiba-tiba dia teringat bisikan gadis itu dengan mata berkaca sesaat setelah mereka berciuman.
“Terima kasih Love, peluk ciummu kubawa mati. Sebentar lagi…”
Ya Tuhan, gadis itu memang merencanakan kematiannya. Dan sesaat sebelum kematiannya, dia mengucapkan selamat tinggal dalam bentuk lain pada lelaki yang barangkali dia cintai. Lelaki yang belum dia kenal, anak Indonesia yang berasal dari Situjuh Ladang Laweh. Ya Tuhan, mengapa aku tidak arif kemana ujung ucapannya tadi, bisik hati si Bungsu.
--o0o--
DALLAS!. Kota ini berada di Texas. Salah satu negara bahagian Amerika Serikat. Ada dua hal yang segera terbayang di kepala setiap orang bila mendengar nama Texas. Pertama adalah ladang-ladang Minyak yang tersohor. Disinalah pusat minyak yang terkenal dengan sebutan CALTEX itu bermarkas besar. Sebuah perusahaan minyak patungan dua raksasa dari California dan Texas.
Operasi minyak nya hampir menjangkau nyaris seluruh wilayah di permukaan bumi. Mulai dari wilayah bersalju di Amerika Utara sampai ke wilayah tak berpenghuni di daerah Selatan Australia. Mulai dari Houston di timur sampai ke Inggris ke belahan bumi paling barat dan mencengkam di padang-padang pasir negara Arab di wilayah timur tengah.
Texas juga mengingatkan orang pada zaman paling keras dan paling hitam dalam sejarah Amerika Serikat. Yaitu zaman Wild West, saat berkuasanya para bandit dan cowboy. Yang memerintah dari punggung kuda. Melintasi punggung- punggung bukit berbatu terjal, membelah padang-padang prairi yang di penuhi kaktus-kaktus berduri.
Kota ini merupakan pusat kegiatan para bandit yang tak kenal ampun. Bicara tentang Dallas adalah bicara tentang dunia bandit. Tak ada kota-kota di dunia yang bisa menandingi kehebatan bandit-bandit Dallas. Tak ada kota manapun di dunia,yang pernah menjadi pusat kegiatan bandit sehebat Dallas. Dunia cukup banyak mengenal kelompok-kelompok bandit yang termasyhur.
Sebutlah misalnya Yakuza di jepang, POLT di Rusia.KLU KLUX KLAN dari Amerika. Mira dari Israel. Tapi dunia hanya mengenal satu komplotan bandit yang pernah ada di permukaan bumi. Komplotan itu adalah MAFIA yang berasal dari Sicilia di Italia sana. Dan dunia juga mengenal bahwa jantung Mafia yang tersohor itu adalah di DALLAS!
Kini dikota itulah si Bungsu, lelaki bersamurai yang berasal dari Gunung Sago itu datang! ke kota pusat para bandit. Ke kota pusat perjudian yang senantiasa mengundang maut. Ke kota yang kata orang-orang yang tak punya rasa belas kasihan kepada siapapun.! Ke kota yang telah menjadi belantara kejahatan.
Dallas ditahun kedatangan si Bungsu itu berpenduduk kurang lebih sekitar tujuh juta jiwa. Kotanya yang luas terbagi dalam tiga bahagian utama. Bahagian utara disebut sebagai Civilation City, di bahagian ini terletak kantor-kantor pemerintah.di bahagian selatan disebut sebagai Country city, daerah pemukiman pegawai, pedagang,bankir dan..siapapun tahu, di antara mereka juga merangkap profesi sebagai…bandit!
Di bahagian tengah, disebut sebagai Centrum City. Pusat kota tidak hanya disebut Centrum karena berada di tengah. Pengertian Centrum diartikan sebagai ‘pusat’nya segala kegiatan. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengatur dunia! Sekali lagi, “yang mengatur dunia”! Di bahagian inilah para bandit Mafia mengatur cabang dan kegiatannya hampir di seluruh penjuru dunia.
Di bahagian ini pula terdapat sebuah kantor Caltex, yang kelihatannya tak begitu besar, namun dari situlah seluruh kebijaksanaan perusahaan minya raksasa itu dikomandokan. Dan.. di bahagian ini pula pusat perjudian, pelacuran serta kegiatan politik disutradarai! Jadi bedanya amat menyolok antara kota bahagian utara dimana Gubernur berkantor dengan bahagian Centrum dimana para bandit bermarkas.
Bahagian Utara dengan gubernurnya dianggap tidak sebagai pusat kekuasan. Tidak sebagai pusat pengambil keputusan. Keputusan dan kekuasaan justru ditentukan oleh orang-orang yang bukan duduk di pemerintahan, tak berpangkat dan tak jelas identitasnya. Mereka bermarkas di Centrum City! Itulah selintas gambaran tentang Dallas. Dan ke sanalah si Bungsu menuju. Ke belantara yang tak berbelas kasihan itu.
Dia dan Tongky menginap di Dallas Hotel. Hotelnya terbilang sederhana. Bertingkat dua belas dengan gedung model Abad ke 19. Begitu masuk loby hotel, seorang gadis cantik berpakaian seperti perwira Spanyol zaman Napoleon membukakan pintu mobil.
@
Tikam Samurai - V