Muka si Bungsu jadi merah, polisi taik apa ini pikirnya. Kasar dan kurang ajar. Kertas yang sudah dia isi dengan beberapa kata dia coret dengan kasar. Lalu dengan penuh kekesalan dia tulis beberapa kalimat.
“LU benar-benar polisi judes dan jelek. Lapar kok menjadi kasar, datang ke hotelku nanti ku beri makan sampai buncit...”
Lalu menghempaskan kertas pengaduan itu didepan meja polwan itu, kemudian balik kanan. Pergi dengan hati bengkak dan muak. Lalu menyetop taksi diluar. Naik dan menyuruh jalan.
“Kemana tuan..?”
“Kemana saja…”
Sopir taksi itu tidak bertanya lagi,dia sudah teramat sering mendengar kalimat tersebut dari penumpangnya.Dia tahu harus membawa kemana penumpang yang berkata demikian. Dia bawa penumpang tersebut ke segala penjuru,kemudian berhenti didepan sebuah restoran.
“Disini ada makanan laut yang enak sekali, ada udang, kepiting, ikan. Semuanya masih segar, anda tinggal pilih dan tinggal menunggu sebentar dan disini juga ada nasi, Anda dari salah satu negara di asia bukan?”
“Benar saya berasal dari asia,anda bermata tajam…”
“Terima kasih, saya pernah bertugas di vietnam selama sepuluh tahun.Saya mengenal beberapa orang asia. Anda dari Malysia atau Indonesia?”
“Ah. Anda menebak benar sekali. Saya dari Indonesia..”
“Indonesia, Hmm.. Negeri yang indah. Saya pernah cuti sepekan di negeri anda, saya turun di Jakarta sehari dan di Bali sepekan. Negeri yang indah meski penduduknya miskin, Maaf..”
“Anda benar,Apakah anda ingin menemani saya makan?”
“Terimakasih, saya membawa makananan sendiri…”
Si Bungsu senang dengan sopir taksi ini. Dia ingin dapat kawan dikota ini, siapa tahu dari dia dapat informasi tentang Michiko atau jejak pembunuh Tongky.
“Marilah kita makan, saya traktir anda..” Sopir itu tertawa, kemudian mereka turun, masuk keretoran itu dan naik ke lantai dua. Si Bungsu memesan sepiring udang goreng, sopir itu memesan sejenis ikan kerapu berukuran besar.
“Anda berasal dari negeri ini.?”
“Ah, maafkan kita belum berkenalan. Nama saya Malcolm. Henry malcolm..” sopir separuh baya itu mengulurkan tangan nya pada si Bungsu yang duduk didepannya. Si Bungsu menjabat tangan nya sambil menyebutkan namanya.
“Ya, saya berasal dari negeri ini, tapi dari wilayah agak selatan. Sebuah kampung miskin bernama Palm Knock. Penduduk dari sana kebanyakan jadi buruh disini. Tentang negeri anda itu Indonesia, adalah negeri yang indah. Komunis cukup berkuasa disana ya?’
“Ya, komunis cukup banyak. Bukan berkuasa…”
“Sama saja, maksud saya disini pun ada partai komunis. Dan itu legal, hanya disini mereka tidak punya posisi, hanya partai minoritas. Tak masuk hitungan. Anda sudah berapa lama disini?”
“Baru sebulan lebih…”
“Wow..Baru benar. Selamat datang….”
Namun selesai makan dan si Bungsu menceritakan tentang kematian tongky, Negro yang matio disebuah hotel di Dallas itu adalah temannya, sopir itu terlihat jadi berubah sikap. Dia nampak agak takut.
“Maaf saya tak bisa membantu anda, walau ingin benar. Anda berhadapan bukan dengan manusia. Anda berhadapan dengan sindikat Iblis. Mereka tidak segan-segan menembak pastor atau kanak-kanak sekalipun.!”
Si Bungsu akhirnya kembali kehotel. Tidur karena lelah berpikir, apa daya dia untuk memulai pencarian?
Beberapa hari kemudian. Dia sedang menoton televisi tentang keterlibatan Amerika dalam perang Vietnam, ketika didengarnya pintu kamar diketuk. Dia bangkit membuka pintu. Seorang wanita cantik berdiri didepan pintu, Hmm.. Paling-paling menawarkan untuk menemani tidur, pikirnya.
“Maaf, saya tidak memesan..”katanya sambil menutup pintu.
Namun pintu itu ditendang wanita tersebut, si Bungsu kaget kerana tendangan itu cukup kuat dan muka wanita itu merah mendengar ‘penolakan’ si Bungsu.!
“Kalau anda tidak memesan saya, saya tidak akan muncul disini. Anda yang menulis di kertas ini bukan?” ujarnya sambil melempar secarik kertas ke muka si Bungsu, lalu melangkah masuk.
Si Bungsu ngeri melihat nekatnya wanita ini.Ini pasti semacam rencana pemerasan, pikirnya.
“Kapan saya memesan anda, nona?”katanya dengan suara agak ditahan, masih mencoba bersopan-sopan karena yang dia hadapi adalah wanita.
“Baca kertas itu,itu tulisan tangan anda bukan?”ujar wanita cantik berbau harum itu setelah berada dikamar dan tumitnya menghantam pintu hingga tertutup.
@
Tikam Samurai - V