Tikam Samurai - 189

Jarak mereka hanya tinggal sedepa setengah. Dalam jarak begini sebuah serangan kilat sudah bisa mematikan lawan. Kawabat sudah benar-benar dalam keadaan sempurna siaga. Tapi anak muda itu masih tegak dengan santai.
Matanya saja yang nanap melihat Kawabata. Tapi selain matanya yang mirip mata elang itu, atak ada tanda-tanda bahwa dia akan bertempur.
Kakinya masih terpentang lebar menghadap lurus ke depan.
Tangan kirinya masih tergantung biasa memegang “tongkat” usangnya itu. Tangan kananya masih tergantung lemah seperti tak bertenaga. Tubuhnya diam tak bergerak. Malah yang bermata tajam dapat melihat bahwa dia sebenarnya tak bernafas sejak Kawabata melangkah mendekatinya tadi. Dia telah menghirup nafas panjang perlahan, menahannya di rongga dada. Mengeluarkan sedikit. Kini menahannya penuh.
Yang kaget bukan main melihat situasi ini adalah Tokugawa. Dia kaget luar biasa. Dia sudah bisa dengan pasti mengatakan siapa yang menang dan siapa yang kalah dalam pertarungan ini. Pasti sudah!
Dan dia ingin melihat kekalahan dan kemenangan itu berlangsung dengan pasti. Akan dia perhatikan setiap gerak kedua orang ini dengan cermat.
Dan saat itulah Kawabata melakukan serangan yang amat cepat. Serangannya tertuju pada dua arah dengan dua kali hayunan cepat.
Yang pertama menghantam kaki yang tegak sejajar itu. Ada dua kemungkinan. Kalau anak muda itu cepat, maka dia akan melompat tinggi. Dan saat itulah Kawabata akan menyerang bahagian kepalanya. Yaitu di saat dia melompat tersebut. Ini adalah tipuan yang berbahaya. Dan Kawabata tersohor dengan serangan tipuannya ini diantara para samurai.
Namun anak muda itu tak menggerakkan kakinya sedikitpun untuk melompat. Tahu-tahu samurai Kawabata membentur samurai si Bungsu di bawah. Bunga api memmercik!
Kawabata melanjutkan serangannya yang kedua, mebabat kepala. Serangannya bukan main cepat. Namun si Bungsu adalah orang yang ditakdirkan untuk menjadi seorang samurai yang mahir karena nasib.
Begitu tangan Kawabata membabat ke atas, kaki kanannya melangkah ke depan. Tubuhnya merendah dengan cepat dan samurainya memintas di bawah rusuk Kawabata.
Cresss!
Kawabata tersurut. Kejadian itu amat cepat. Tak seorangpun yang melihat bagaimana anak muda itu menyerang. Mereka hanya melihat anak muda itu menjatuhkan dirinya di atas lutu kiri. Hanya itu!
Dan tiba-tiba mereka berseru kaget, karena mereka melihat darah menetes ke lantai dari rusuk kanan Kawabata! Kawabata sendiri bukan main kagetnya. Dia menatap anak muda itu. Dan anak muda itu sudah tegak lagi seperti tadi dan samurainya entah sejak kapan sudah tersarung lagi dalam sarangnya.
Dia tegak dengan tangan kiri memegang samurai dan tangan kanan kosong melompong. Mereka semua seperti berhenti bernafas takkala Kawabata maju lagi.
Darah terus mengalir dari lukanya yang cukup lebar. Tiba-tiba Kawabata memekik dan menyerang bertubi-tubi ke arah anak muda itu.
Anak muda itu tiba-tiba berputar dan ketika berbalik, samurainya bekerja.
Tiga babatan di bahagian atas. Kawabata berusaha menangkis. Tiga babatan di atas, di tengah dan di bawah! Kawabata berusaha menangkis dan mengelak.
Benar-benar luar biasa. Kawabata yang tadi menyerang kini dipaksa untuk bertahan dan bergerak mundur. Sebuah sabetan cepat ke tengah. Kawabata melompat dua tindak ke belakang! Nafasnya terengah!
Dan di ujung sana, si Bungsu tegak seperti posisinya tadi. Persisi! Tak berobah sedikitpun. Tegak dengan kaki terpentang, tangan kiri memegang samurai yang tersarung dalam sarungnya, dan tangan kanan kosong serta merta menatap lurus ke depan!
Peluh tidak hanya membasahi punggung Kawabata. Tapi juga membasahi tubuh ke 19 anggota Jakuza yang lain. Mereka belum pernah melihat pertarungan samurai sehebat dan seaneh ini.
Orang asing ini jelas bergerak tanpa mepergunakan kuda-kuda samurai. Tapi gerakannya hanya malaikat saja yang tahu betapa cepatnya.
Dan diantara semua orang itu, hanya ada tiga orang yang tahu dengan persis, bahwa sebenarnya Kawabata sudah sejak tadi harus mati. Tapi dia sengaja dipermainkan.
Ketiga orang yang tahu dengan pasti itu adalah si Bungsu yang sengaja mempermainkan Kawabata. Kemudian Tokugawa  dan Kawabata sendiri. Si Bungsu sudah dapat menaksir sampai dimana kecepatan orang ini. Karena itu dia ingin menghajarnya atas perbuatan yang dia lakukan atas diri Hannako.
Sebenarnya dalam gebrakan pertama tadi, dia sudah bisa membunuh Kawabata.
Tiba-tiba Kawabata menggeram dan maju lagi. Dan kali ini, si Bungsu bergerak cepat.
Ketika Kawabata maju, dia bergulungan di lantai. Lompat tupai. Kawabata menghindar kekiri sambil membacok rendah. Namun anak muda itu melenting tegak tiba-tiba. Dan sret!!!



@



Tikam Samurai - 189