Tikam Samurai - 191

“Sumpah samurai…” Kenji yang mengetahui sumpah pemotongan kelingking itu bicara perlahan.
“Ya. Sumpah seorang samurai…”
“Kelingking siapa ini…?” tanya Kenji.
“Kelingking Tokugawa..”
“Tokugawa?”
“Ya. Tokugawa keturunan pahlawan samurai itu. Dia salah seorang diantara mereka menjadi pimpinan Jakuza wilayah Tokyo. Kelingkingnya lah itu…”
Kenji dan Hannako tak mengerti. Lalu si Bungsu menceritakan tentang perjanjian itu. Menceritakan sedikit tentang perkelahiannya dengan Kawabata. Menceritakan bahwa Kawabata telah mati. Dan menceritakan tentang janji Tokugawa.
Hannako tak dapat menahan rasa harunya. Dia memeluk dan mencium si Bungsu. Akan halnya Kenji beberapa kali berlutut memberi hormat dan mengucapkan terimakasih pada si Bungsu.
Namun persoalan tidak selesai sampai disitu. Diantara anak buah Tokugawa, yaitu salah seorang pimpinan cabangnya, ternyata mata-mata tentara pendudukan Amerika.
Dia hadir ketika pertarungan antara Kawabata dengan si Bungsu.
Ketika mendengar pengakuan anak muda itu, bahwa dialah yang membunuh kelima anggota Jakuza itu, dan melihat bagaimana mahirnya dia mempergunakan samurai, maka dia teringat pada pembunuhan dua orang tentara Amerika di penginapan Asakusa.
Dia tahu sampai saat ini pembunuhan kedua tentara Amerika itu belum terungkap. Tentara Amerika berkeyakinan bahwa yang membunuh anggota mereka itu adalah orang Jepang.
Tapi penyelidikan menemui jalan buntu. Dan pimpinan cabang Jakuza itu kini melihat suatu kemungkinan. Apakah tak mungkin bahwa yang membunuh tentara Amerika itu adalah orang asing ini?
Dia tahu, Tokugawa sduah menjamin dengan sumpah seorang samurai bahwa Jakuza takkan mengganggu Hannako dan saudara-saudaranya.
Tapi kalau yang diganggu itu adalah orang asing ini, bukankah tak ada soal? Yang dijamin dibawah perlindungan Tokugawa adalah Hannako dan saudaranya. Tidak si Bungsu anak Indonesia itu!
Pimpinan cabang wilayah pelabuhan Tokyo itu tersenyum. Betapapun juga dia merasa benci pada anak Indonesia itu. Bukankah Indonesia adalah negeri di lautan Hindia yang direbut Jepang dari Belanda kemudian menyatakan diri merdeka setelah Bom Atom jatuh di Hiroshima dan Nagasaki?
Anaknya seorang tentara Jepang, mati di Indonesia. Karenanya dia merasa benci pada orang Indonesia itu. Untuk menghadapi sendiri atau menyuruh anak buahnya anggota Jakuza menyikat anak muda itu, terang dia tak berani. Usahkan anak buahnya, sedang Kawabata saja, seorang jagoan samurai diantara mereka, dibuat tak berkutik sedikitpun.
Lagipula, bukankah Tokugawa sendiri telah memuji anak muda itu sesaat setelah selesai pertarungan dengan ucapan : Samurai yang sempurna!
Kalau Tokugawa saja, tokoh samurai diantara mereka sampai memuji demikian, bukankah itu sudah merupakan suatu bahaya yang luar biasa kalau dihadapi sendiri?
Pimpinan cabang  pelabuhan Tokyo itu, seorang Jepang dari keluarga Kawasaki. Dia mempergunakan otaknya yang licik. Untuk menghadapi orang Indonesia itu, dia mempergunakan tangan Polisi Militer Amerika.
Seminggu setelah peristiwa perkelahian Kawabata dengan si Bungsu, dihadapan rumah Kenji di jalan Uchibori berhenti sebuah Jeep putih Polisi Militer. Dibelakangnya berhenti sebuah truk penuh tentara.
Mereka berlompatan dan segera mengepung rumah itu.
Musim dingin sudah hampir berakhir. Salju tak turun lagi. Yang berada di bumi atau di pohon sudah mulai mencair.
Saat itu sudah di akhir bulan Nigatsu. Dimana salju berhenti turun. Tak lama lagi, musim bunga akan segera menyusul. Tapi perpindahan musim yang indah itu justru perpindahan nasib yang malang bagi si Bungsu.
Dia tengah sholat lohor ketika pintu diketuk dari luar. Hannako membuka pintu dan merasa heran bercampur kaget dengan kemunculan tentara Amerika dirumah mereka.
Merasa bahwa tentara Amerika itu salah alamat, dia membuka pintu lebar-lebar.
“Selamat siang” sapa Polisi Militer itu dengan sikap tertib.
“Apa yang bisa saya bantu?” tanya Hanako.
Sementara itu Kenji juga keluar. Dia juga ikut merasa heran atas kunjungan tentara Amerika itu.
Mereka merasa heran sebab selama ini si Bungsu tak pernah menceritakan peristiwa di penginapan Asakusa itu. Peristiwa itu tetap disembunyikan si Bungsu agar mereka tak ikut panik memikirkannya.
Sikap waspada tentara Amerika itu mengundang perasaan tak sedap pada hati Kenji. Dan ketika dia menoleh ke belakang, dengan terkejut dia mendapati bahwa rumah mereka telah dikepung oleh seregu tentara Amerika bersenjata lengkap.



@



Tikam Samurai - 191