Tikam Samurai - 134

Tapi bagaimana dia akan menggerakkan tangannya, kalau siatuasinya begini?
Sedikit saja dia bergerak, dia yakin lelaki yang mengancam ini tak segan-segan memotong lehernya dengan pisau yang amat tajam itu! Dia yakin hal itu!
Lelaki yang mengancamnya membawanya menuju pintu. Mereka maju langkah demi langkah. Sementara dipintu kedai yang terbuka lebar, keenam serdadu KL itu tetap saja tegak dengan menodongkan senjata mereka.
“Apakah orang ini memang mata-mata kita? Leutenant yang emimpin penyergapan itu bertanya pada sergeant (sersan) disampingnya dalam bahasa Belanda.
“Saya tak pernah melihat orang ini…” sergeant itu menjawab pula dalam bahasa Belanda.
“Kalau begitu dia bukan anggota Nevis….”  Kata  Leutenant (Letnan) itu. Nevis adalah sebutan untuk badan mata-mata Belanda. Seperti halnya badan mata-mata Gestapo Jerman terkenal dengan nama SS, mata-mata Amerika FBI untuk dalam negeri, dan CIA untuk urusan Internasional, Inggris terkenal dengan Scotland Yardnya, maka Belanda terkenal dengan Nevisnya!
Anggota-anggota Nevis, sebagaimana jamaknya anggota mata-mata diseluruh dunia, tidak hanya terdiri dari bangsa asli Belanda. Tetapi terdiri dari berbagai bangsa. Umunya mereka memakai tenaga pribumi untuk menjadi mata-mata dimana mereka mempunyai kepentingan.
Di Indonesia, tidak sedikit pengkhianat-pengkhianat yang mau dibayar sebagai anggota Nevis. Menjadi mata-mata untuk kepentingan penjajah! Dan sebagai anggota mata-mata inilah si Bungsu kini diduga.
Dan nasibnya memang benar-benar seperti telur diujung tanduk.
“Bagaimana… kita tembak saja mereka?” Sergeant itu bertanya. Namun Leutenant tersebut tampak ragu-ragu. Namun akhirnya dia melihat dengan kaca mata penjajahannya. Dia tidak mau melepaskan kedua lelaki yang mereka sergap ini. Kedua lelaki itu nampaknya pejuang Indonesia yang amat ditakuti Belanda. Apa salahnya membunuh seorang anggota Nevis bangsa Indonesia? Tak ada ruginya.
Kalau ada pertanyaan dari atasan, katakan saja bahwa mereka terpaksa membunuh ketiga orang itu secara “tak sengaja”. Dan ketiga orang yang mati itu adalah Inlander.
“Biarkan mereka lewat sampai ke jalan raya. Dan begitu mereka melangkahi parit kecil itu, tembak mereka….” Leutenant itu berkata perlahan dalam bahasa Belanda. Pura-pura seperti tak berdaya karena lelaki itu mengancam mata-mata mereka!
Bedil mereka yang terkokang tetap diarahkan pada ketiga lelaki tersebut. Maut benar-benar mengiringi langkah ketiga lelaki ini. Dan si Bungsu anak muda yang ditempa dirimba raya gunung Sago itu, adalah orang pertama yang mencium bahaya maut ini!
Inderanya yang amat tajam terhadap bahaya yang akan menimpa dirinya membuat seluruh tubuhnya menegang. Dia tak mengetahui pembicaraan serdadu KL yang berbahasa Belanda itu.
Namun nalurinya yang tajam, matanya yang terlatih, dapat membaca niat serdadu-serdadu Belanda tersebut. Dia membaca niat dari cahaya mata mereka.
Dia yakin, keenam serdadu itu akan membunuh kedua lelaki ini. Dan membunuh kedua mereka berarti membunuh dirinya yang tercekik dan terancam oleh pisau yang alangkah tajamnya!
Soalnya kini, bagaimana harus mengatakannya pada lelaki yang mengancamnya dan menduga bahwa dia adalah mata-mata Nevis?
Tak ada waktu. Benar-benar tak ada waktu ! Dia kini harus mendahului Belanda-Belanda itu. Harus. Kalau tidak, mereka bertiga akan mati. Dia segera tahu bahwa kedua lelaki yang mengancamnya ini adalah pejuang-pejuang Indonesia.
Dan kini langkah demi langkah mereka mendekati keenam serdadu KL itu untuk menuju keluar. Lelaki yang mengancam si Bungsu, segera pula membuat rencana. Dia akan mengancam mata-mata ini untuk naik ke Jeep yang sedang ditunggui sopir.
Dia akan memaksa untuk membawa Jeep itu keluar kota. Dengan demikian pelarian mereka bisa lebih cepat. Dan kini, mereka berada dua langkah dari pintu dimana serdadu itu tegak dengan diam. Selangkah lagi. Dan kini mereka persis berada sejajar dengan serdadu itu.
Dan saat itulah, dengan mempergunakan kesempatan yang amat kecil, si Bungsu mencoba lewat dari lobang jarum!
Dia berteriak:
“Mereka akan membunuh kita!” seiring pekiknya ini, sikunya dia hantam kerusuk kananlelaki yang mengancamnya dengan pisau itu.
Hantaman itu membuat kaget lelaki tersebut. Namun dengan cepat pula si Bungsu mencekal tangannya yang berpisau, melemparkannya jauh-jauh. Dan dalam jarak waktu yang hanya dua detik, tangan kananya menghunus Samurai!
Pada gebrakan pertama, samurainya memakan leher Leutenant yang tegak didepannya. Sabetan kedua memakan perut si Sersan!! Kedua pejuang itu merasa kaget. Srdadu-serdadu itu kaget! Mereka menembak! Namun kedua orang Indonesia itu sudah waspada. Mereka membungkuk dan pisau mereka bekerja.



@


Related Posts

Tikam Samurai - 134