Tikam Samurai - 231

Zato Ichi menarik nafas panjang. Dia lalu membereskan peralatan obat-obatannya. Setiap pagi selama tiga hari berturut-turut obat itu harus dia ganti.
Dan obat itu memang amat mujarab. Obat tradisional Jepang yang kesohor untuk mengobati luka yang betapa parahnya sekalipun.
Selesai mengemasi peralatan. Zato Ichi menuju ke Kuil Tua di depan rumah kecil dimana si Bungsu terbaring itu.
Di Kuil itu dia sembahyang dan berdoa. Kemudian dilantai depan kuil itu, yang terbuat dari kayu keras dan licin mengkilat, dia terbaring.
Angin bertiup dari danau di depannya. Membuat rasa lelahnya lenyap. Dan dia juga tertidur di sana. Tak jauh dari tempatnya berbaring, di pohon-pohon sakura, malam itu burung-burung malam menggigil kedinginan.
Musim dingin tahun ini telah berjalan beberapa hari. Makin lama udaranya masih menusuk. Di Kuil tua itu nampaknya tak ada orang lain. Dan kuil itu juga tak membutuhkan lampu. Sebab satu-satunya orang yang ada di sana juga tak membutuhkan penerangan.
Apa gunanya penerangan bagi Zato Ichi yang buta? Zato Ichi, siapa yang tak mengenal nama itu di Jepang? Dia adalah tokoh samurai penolong rakyat miskin.
Samurainya selalu menebas kezaliman. Puluhan tahun yang lalu, dia muncul di setiap ada kezaliman. Menolong orang yang tertindas. Kemudian pergi tanpa bekas bila pertolongannya tak lagi dibutuhkan orang.
Tapi saat itu, orang Jepang sendiri sudah melupakan Zato Ichi. Bukan karena kepahlawanannya sudah ada yang menandingi. Tidak. Tapi dia dilupakan karena zaman Zato Ichi sudah lama berlalu.
Perang samurai sudah digantikan dengan gemuruhnya bunyi bedil dan pesawat udara. Pahlawan-pahlawan dalam peperangan di Asia Raya lebih populer. Demikian pula pahlawan-pahlawan udara seperti Saburo yang legendaris.
Siapa yang tak mengenal dan tak membicarakan nama pilot dan pahlawan Kamikaze yang bernama Saburo itu? Dia dengan pesawat jenis Kamikazenya itu muncul di atas Armada Perang Amerika. Menyapu kapal-kapal perang itu dengan mitraliyur dan bomnya. Menenggelamkan sebahagian besar kapal kapal perang tersebut.
Kemudian merontokkan pesawat pesawat udara Amerika yang coba mencegat atau mengepungnya. Lalu dia pulang kepangkalan dengan tubuh pesawat yang robek atau bolong oleh terkaman peluru musuh.
Tapi esoknya, dengan tubuh pesawat seperti tapisan kelapa itu, Saburo mengudara lagi. Menenggelamkan lagi kapal kapal perang dan merontokkan pesawat udara. Begitu terus. Hingga dia menjadi pahlawan Jepang yang kesohor.
Dan itulah kenapa sebanya Zato Ichi terlupakan. Siapa nyana, justru saat angkatan perang Jepang itu runtuh di bawah kaki Sekutu, saat itu pula pahlawan samurai itu muncul.
Suatu kemunculan yang tak seorangpun pernah menduga. Generasi Zato Ichi, umumnya sudah berkubur. Kalaupun ada orang yang mengenalnya, itu hanya dari cerita dan dongeng saja. Siapa sangka, ternyata lelaki jagoan samurai itu, saat ini masih sehat walafiat dan kini menolong seorang “jagoan” samurai lainnya yang berasal dari Indonesia, si Bungsu!
Kehadiran Zato Ichi memang merupakan suatu “keajaiban”. Lelaki ini ternyata hidup dengan hati tenteram. Di saat orang menyangka bahwa dia sudah mati, di saat itu pula sebenarnya dia tengah berkelana dari sebuah pengunungan ke pengunungan lainnya.
Memakan buah-buahan dan daun-daun berkhasiat. Itulah salah satu penyebanya, kenapa dia kelihatan masih utuh. Tidak segera jadi tua renta seperti jamaknya mnusia di kota bila mencapai usia seperti dia.
Lalu kenapa hari ini dia muncul tiba tiba? Dan kenapa kemunculannya justru di kamar hotel si Bungsu di saat anak muda itu diancam maut? Apakah itu suatu kebetulan atau memang ada yang mengatur? Hal ini memang masih merupakan suatu misteri.
--o0o--
Persis tiga hari. Ya, persisi seperti yang dikatakan Zato Ichi ketika mengobati si Bungsu. bahwa dalam tiga hari lukanya akan sembuh.
Dan tiga hari setelah itu, luka disekujur tubuh si Bungsu memang sembuh. Yang terlihat kini hanya bekas memutih di tentang luka itu.
Si Bungsu jadi takjub. Dia sudah banyak mengenal obat tradisional. Bahkan dia juga tukang ramu obat seperti itu ketika masih di gunung Sago. Tapi dengan luka yang demikian parah, dan pengobatannya demikian cepat, memang diluar jangkauan pengetahuannya.
Dan ketika dia tanyakan pada Zato Ichi apa yang menyebabkan demikian cepat daya sembuh obat itu, Zato Ichi menjelaskan.
Pendekar samurai itu menunjukkan pada si Bungsu akar dan kulit kulit kayu yang dipakai untuk meramu. Tentang akar dan kulit kayu itu si Bungsu tak heran. Dia sudah mengetahui cukup banyak.



@



Tikam Samurai - 231